Kamis, 12 Desember 2013

REGGAE according to KOMUNITAS REGGAE SAMIN BLORA

REGGAE according to KOMUNITAS REGGAE SAMIN BLORA

Sebuah kegelisahan akhirnya membuat segala sesuatu tidak lepas dinikmati. Inilah yg membuat kami terus mengalami dilema dalam menikmati musik yg sgt kami cintai, yaitu reggae, sebuah musik yg lahir dari jamaica, negeri yg bahkan tak pernah kami kunjungi, namun kami ketahui hanya dari sebuah musik yang mendunia di sebut reggae. Musik dalah musik, bagian dari hasil karya seni, begitu juga reggae musik. Namun kemudian musik yang cet cet ini ternyata mendunia dan akhirnya juga mampir ke negeri kami Indonesia. Begitu kami mendengarkannnya, ternyata kami merasakan ada nilai-nilai yg dibawa dari musik ini. Berbagai nilai filosofis yang akhirnya trs mengikuti perkembangan musik yg satu ini.

Reggae memang terlahir di jamaika, yang pada saat itu memliki berbagai intrik-intrik kehidupan di masyarakatnya, perang saudara, diskriminasi, penindasan, kemiskinan, kepercayaan dan lain sebagainya. Kemudian inilah yg mempengaruhi perkembangan musik ini. Nilai filosofis seperti pemberontakan/Rebel terhadap kaum babylon/penindas, Rastafarian, Ganja, cinta, bahkan kenakalan remaja dinegara tersebut, itulah yang kemudian terbawa dalam musik yang satu ini. Suara-suara dan lirik-lirik dalam lagu-lagu reggae ini tak lepas dari seluk beluk kehidupan masyarakat jamaica pada waktu itu. Aku tak kan lagi membahas bagaimana sejarah musik reggae ini, karena sudah begitu banyak tulisan-tulisan, artikel2 yg membahas tentang sejarah musik ini atau siapa saja yang mempopulerkannya keseluruh dunia. Tentu saja yang paling fenomenal adalah sosok HON Robert Mesta Marley – Berhaine Selassie – Bob Marley. Memang tidak hanya Bob Marley saja yang paling berperan dalam mempopulerkan musik reggae ini. Ada Jimmy Cliff, Burning Spears, sampai dengan mantan gitaris the wailers sendiri yaitu Peter Tosh (yg konon lebih disukai komunitas underground macam punk dan ska krn mereka melihat bahwa Peter Tosh lebih radikal daripada Marley).

Reggae, Rasta, Rebel, Ganja, Gimbal/dreadlock, memang sangatlah dekat, tapi semua unsur-unsur ini bukan suatu yang harus saling melekat. Reggae adalah musik, Rasta adalah kepercayaan (terserah kawan-kawan mau mengartikannya sebagai kepercayaan, agama, atau sekte, atau ideologi atau pedoman kehidupan), Rebel atau pemberontakan terhadap sustu sistem yang menindas, Apalagi dengan Ganja yang hanyalah tumbuhan dan mengandung racun potensial (terlepas dari positif dan negatif tanaman ini). Aku hanya akan mencoba menganalisa unsur-unsur ini mengapa dekat dengan reggae, dan banyak orang yg akhirnya melihat bahwa unsur tersebut harus melekat satu dengan yang lainnya. Reggae adalah musik klo kata ahli-ahli musik reggae adalah musik yang dipengaruhi oleh musik-musik lain, seperti rnb, ska, rock steady dan unsur musik tradisional sperti mento dan musik2 tradisional afrika. Sedangkan rasta atau Rastafarian adalah kepercayaan atau keyakinan kaum kulit hitam semnjak King Haile selassi I diangkat menjadi raja ethiopea dan kemudian sangat dipengaruhi juga oleh gerakan pembebasan kaum kulit hitam dari perbudakan dan peindasan yang di motori oleh Marcus Garvey. (untuk lebih jelasnya silahkan kawan2 cari info dgn bijak mengenai hal ini dari berbagai sumber). Kemudian Ganja adalah tanaman yang juga di percaya kaum rastafarian sebagai alat meditatif mereka, tidak dipungkiri bahwa penggunaan ganja ini akan menyebabkan pemakainya mengalami semacam halusinasi dan lain-lain, sehingga tidak hanya rastafarian yg menggunakan tanaman ini sebagai alat meditatif mereka, tapi juga kebudayaan lain di india, cina, amerika(indian), bahkan di indonesia (aceh). Klo dreadlock atau gimbal selalu dikaitkan dengan rastafarian, karena mereka meyakini bahwa ada anjuran di kitab suci mereka untuk memanjangkan rambutnya dan membuatnya menjadi lilitan2 menyatu, dengan filosofi sbg bentuk pemberontakan terhdap kulit putih atau kaum babylon. Kemudian nilai filosofi ini juga akhirnya yang dipakai oleh para aktivis, music-musik keras dan lainnya, walaupun akhirnya model rambut ini pun menjadi tren.

Dari nilai-nilai dan unsur-unsur REBEL inilah yang kemudian akhirnya membuat reggae itu menjadi semakin menarik perhatian. Dan satu hal, bagi aku atau beberapa orang kawan2ku, yang menarik dari reggae adalah nilai Rebelnya, KENAPA? Karna reggae tanpa nilai dari rebelnya hanya musik yang tak lebih baik atau sama saja dgn dangdut yang asik buat bergoyang..(Wobal).hehhe. Nilai-nilai rebel inilah yang mencoba kami pamahi dan kami gali sedalam mungkin, tidak hanya Filosofi rebelnya, tapi juga Rasta, dan ganjanya, bahkan segala hal yang terkandung dalam reggae ini. Namun Nilai filosofis dari REBEL dari reggae ini lah yang menarik untuk digali dan dipelajari. Musik ini selalu sarat dengan terikan-teriakan pemberontakan terhadap sistem yang menindas dan membodohi, bicara segala segi sisi kehidupan manusia, mulai dari cinta, persahabatan, kedamaian, pembebasan, kepeduliann atau tenggang rasa (respect), dan persatuan. Hampir semua para pelaku reggae dijamaica akhirnya bicara soal rebel ini (silahkan ditelusuri). Memang jelas sekali nilai rebel ini di dasarkan apada kondisi masyarakat di jamaica yg pada saat itu mengalami gejolak politik, ekonomi dan kemasyarakatan yang penuh dengan intrik. Dan kemudian munculah sesosok Bob Marley yang mendunia, dengan musik reggae nya serta lirik-lirik yang sangat berbau kemanusiaan dan juga kepercayaan (rastafarian). Inilah tonggak yang akhirnya menarik perhatian dunia, harap dicatatan lagu-lagu seperti NO WOMAN NO CRY, I SHOOT THE SHERIFF, ONE LOVE, dan lainnya yang menjadi kan reggae semakin dikenal didunia adalah lagu-lagu yang syarat dengan nilai KEMANUSIAAN dan PEMBERONTAKAN terhadap sistem yang menindas. Inilah yang menjadi perhatian dunia.

Sosok marley, jimmy cliff, mutabaruka, peter tosh, dll akhirnya juga lebih cenderung kepada sosok seorang aktivis kemanusiaan, tidak hanya sebagi sosok musisi reggae saja. Dunia mengakui bahwa perjuangan mereka adalah lewat musik. Mereka berteriak lantang tentang segala sisi kehidupan dan kemanusiaan. “KEMANUSIAAN”. Bahkan seorang Bob Marley pernah mengatakan “My music fights against the system that teaches to live and die. – musikku berjuang melawan system yang mengajarkan untuk hidup dan mati (secara benar)” Dia juga mengatakan “Reggae is a music that has plenty fight. But only the music should fight, not the people – Reggae adalah musik yang memunyai banyak nilai perjuangan. Tapi hanya musik yang seharusnya berjuang/berperang, bukan manusianya”. Kenapa Marley mengatakan Reggae di sana, bukan mengatakan “AKU”, karena dia sadar bahwa hampir semua musisi reggae mempunyai semangat yang sama dengan dengan dia. Itu sudah.

Inilah yang kemudian membuat mata dunia terbuka dengan musik reggae, seandainya tak ada nilai-nilai ini di reggae mungkin reggae hanya jadi sekedar seperti dangdut yang tak menjadi bagian musik paling popular didunia. Klo analisa ku ini salah, silahkan di bantah. Nilai-nilai dari pemberontakan terhadap penindasan dan pembodohan inilah yang kemudian menjadi ROOTS/AKAR dari perkembangan reggae selanjutnya. Seluruh dunia menghormati reggae karena nilai-nilai REBEL inilah kawan-kawan. Silahkan perhatikan lagu-lagu UB40, Alpha blondy, Burning spears bahkan sampai musisi-musisi muda reggae jaman sekarang semisal Soldier of jah army, Matisyahu, Dominic balli dan lain-lain. YANG PALING DIHORMAT DARI REGGAE ADALAH NILAI REBEL NYA.

Saat ini pun akhirnya semangat tentang kemanusiaan yang dibawa founding father reggae tersebut trs berlanjut didunia. Bob Marley foundation, Rita Marley foundation, sering sekali mengadakan aksi-aksi sosial demi kemanusian di seluruh dunia. Mereka mengadakan Bob Marley forum yang diisi oleh intelektual-inteektual dari universitas terkemuka, musisi, seniman, pemerhati dan tentu saja aktivis-aktivis kemanusian, professor-profesor itu bicara soal Marley dan mengkampanyekan persatuan bangsa-bangsa afrika dan dunia untuk menanggulangi kemiskinan, kelaparan, penindasan diseluruh dunia. Munking event tahunan yang baru saja terselengara di Ghana Februari 2011 dengan tema "So Much Trouble in the World, Give A Little." kemaren luput dari perhatian pecinta reggae di Negara ini. Gerakan-gerakan kemanusian di seluruh dunia akhirnnya memberikan penghormatan yang tinggi atas satu jenis musik yang disebut REGGAE ini. Tidak hanya itu, gerakan musik-musik idealis dan keras lainnya macam PUNK, Hardcore, Metal, memberikan hormat pada musik lembut seperti reggae kenapa ? karena nilai pemberontakannya bung! Padahal klo kita perhatiakan Reggae dan punk atau hardcore, sangat jauh berbeda dengan reggae dalam segi musik, yang satu sangat cepat dan keras, sementara reggae bisa dibilang lambat dan lembut.

Lalu dimanakah reggae Indonesia akan berada ? aku hanya tertawa akhirnya melihat perkembangan reggae di Indonesia ini. Aku baru saja memperhatikan atau dekat dengan reggae baru saja, kira-kira 4 tahun. Aku memperhatikan jenis musik ini sangat asik dan akhirnya aku tenggelam dengan duniaku sendiri dan reggae ku sendiri. Selama ini aku tak peduli dengan reggae mainstream/arus utama di indonesia, aku terlalu asik menikmati setiap lirik-lirik dari Marley, Peter Tosh, Alpha Blondy, sampai kemudian pada generasi muda reggae seperti Damian Marley atau Soldier of Jah Army sampai Skindred (reggae metal). Menurut aku lirik-lirik mereka sangat sarat dengan nilai-nilai kemanusiaan dan pemberontakan terhadap system serta tatanan dunia baru yang diciptakan oleh kapitalisme. Mereka sadar bahwa perjuangan belum berakhir, perjuangan para founding father reggae dahulu harus dilanjutkan, mereka tampil sebagai generasi muda reggae yang berani dan pantang menyerah demi kemanusiaan. Memang tidak dipungkiri bahwa kemudian banyak juga band-band reggae yang akhirnya terlihat termehek-mehek bicara cinta layaknya musik pop, kita sebut saja lagu Baby I love u way nya Big Mountain dan Can help falling in love nya UB 40.

Namun kemudian reggae di negara ini mengalami euphoria dan gegap gempita kerlap kerlip hanya dengan 1 lagu “Anak Pantai” dan “Welcome to my paradise.” Harus diakui inilah yang menjadi tonggak para pecinta reggae di indonesia semakin mengenal reggae. Aku sebenarnya bangga pada akhirnya reggae kembali berdansa di tengah masyarakat kita yang nota bene semakin saja kelihatan sulit dalam perekonomian dan terjadinya kekerasan dimana-mana. Sementara itu para pecinta reggae akhirnya hanya memahami reggae dari dua lagu diatas, dan juga sedikit lagu-lagu lainya. Kawan-kawan pecinta dan para pelakunya tenggelam dalam buaian lirik lagu anak pantai dan paradise, santai-santai dan akhirnya landai. Semua menjadikan reggae kemudian sebagai musik pantai dan musik santai. Klo kata ras Muhamad, “cuma tau lagu anak pantai”. Walaupun sebagian kecil para pecinta reggae akhirnya menggali dari setiap nilai filosofi dari musik ini. Tapi hanya pada hal Rasta, ganja dan santai atau damai. Semua akhirnya mendewakan apa yang namanya santai, rasta dan ganja, kawan-kwan mengaku sebagai rastafarian, pemakai ganja, dan merah kuning ijo dimana-mana. Sementara para penikmat musik reggae yang sebagian besar adalah anak muda ini akhirnya tenggelam dalam euphoria santai, ganja dan pantai. Mendadak gimbal dimana-mana, para pemakai ganja semakin meningkat, anak muda yang akhirnya berusaha menggembelkan diriya dengan rambut gimbal, vesva butut, dan lain-lain bertebaran. Silahkan lah kawan-kawan buka mata dan pikiran untuk peduli dan mengamati para pecinta dan pelaku reggae di negara ini. Tanyalah seratus orang temanmu di FB satu persatu, apa yang mereka pahami tentang reggae? Dan kumpulkan lalu simpulkan apa pendapat terbesar mereka ketika mendengar kata REGGAE.

Musik itu memang bebas bung, semua bisa memainkan musik, bicara lewat musik, karena musik adalah bahasa paling universal dan paling mudah untuk menyampaikan sesuatu. Kita bisa mendengarkan musik sambil tidur, sambil nyetir, sambil berak sekalipun. Silahkan kalian bebas berekspresi. Mau teriak santai-santai dipantai landai sambil menikmati sunset dan sunrise menunggu waktu melantai di lantai dansa bersama bidadari pirang, itu hak kalian. Kalian hanya menikmati reggae untuk kesenangan, ya karena yang kalian pikiran hanyalah kesenangan, mabuk-mabukan, party-party. Sudah pantaskah rakyat negara miskin ini terus dibuai dengan mimpi-mimpi akan santai-santai di pantai setiap hari? Sementara korupsi meraja lela, penindasan ide dimana-mana, anak muda hanya mengenal ganja untuk mabuk-mabukan. Mirisnya aku ketika melihat update status seorang kawan yang berkata, “Gir di tangan kanan, ganja di tangan kiri, kami siap tawuran, kami santai, anda datang kami bantai, damai man.”

Tapi bagi aku reggae lebih dari itu. Nilai yang harus tetap dipertahankan dari Reggae adalah REBEL & Pemberontakannya. Rastafarian itu bukan agamaku, aku menyembah Tuhanku, aku menggunakan kata Jah untuk sebagai terminologi atas Tuhan. Tuhan secara universal. Sama saja dgn kata GOD klo kita bicara bahasa inggris atau kata “TUHAN” dalam bahasa indonesia yang bisa dipakai oleh semua umat beragama. Memang benar kata Jah, itu berasal dari kepercayaan rastafarian yang diabdosi dari kaya Jehova atau Yah dll dalam kepercayaan lain. Tapi setiap kata akhirnya bisa bermutasi dalam perkembangannya, misalkan kata Ras yang dulu artinya Pangeran dan kemudian bisa juga diartika sebagai bro, brader, atau bredden, sama dgn kata dab, fren dll. Jadi tak ada salahnya, selama kalian bisa mempertanggung jawabkannya.

Bagi aku dan kawan-kawan, sebagian besar para pelaku reggae dinegara ini hanya menganggap reggae adalah musik yang harus mempunyai nilai jual, berdamai dengan pasar biar laku, biar di kenal, biar terkenal, biar asik dan biar menguntungkan. Kalian sebagian besar para pelaku reggae terlalu dibuai dengan dengan janji-janji manis popularitas dan celebritas, berharap menjadi kaya raya dan menghasilkan uang, kalian hanya ingin menjadikan reggae sebagai kendaraan untuk mencari keuntungan semata, banyak fans, banyak cewe-cewe, mending kalian jadi boyband reggae aja (kolaborasi sama smash). Sementara itu kalian tidak peduli dengan nilai-nilai negatif terhadap generasi muda bangsa ini. Bahkan menjadikan kendaraan politik demi kekuasaan, mungkin saja melihat banyaknya anak muda yang suka reggae di negara ini. Yang kalian pentingkan adalah promosi, iklan, jadwal konser, rekaman, dan kemudian membuat lirik-lirik yang sesuai pasar walaupun akhirnya ada 1 atau 2 lagu dalam album kalian yang bicara kemanusiaan. Mutabaruka pernah berkata :
"industri musik dan komersialisme mencoba mengecilkan Bob Marley sebagai sebatas... MUSISI ! menjual imejnya, menikmati musiknya tetapi tidak mendengar pesan & tidak mempelajari perjuangannya...!!”

Sama lah yang terjadi di negara ini terhadap musisi reggae nya, dan media-media sebagai sarana pendukung pelaku reggae nya. Itulah kenapa kalian menuliskan tulisan itu yang menganggap reggae adalah musik yang dekat dihati, dan kesenangan, ya untuk mengecilkan nilai perjuangan reggae, supaya kalian bisa menjual musisi nya, bisa menjual tabloidnya, mendengarkan radionya, Tapi yang kalian lakukan adalah lebih mementingkan popularitas daripada nilai-nilainya positifnya. Industri kapitalisme di dunia musik pun sudah menjajah pikiran-pikiran dan ide-ide kalian bung. Kalian pun akhirnya ditunggangi untuk kepentingan segelintir orang, lihat bagaimana kalian mengangkat seorang politikus sebagai Bapak reggae Indonesia, yang tak pernah tau kapan dia mengawini ibu reggae dan akhirnya melahirkan anak-anak reggae di negara ini? Peter Tosh pernah berkata : Im not politician, I only suffer the consequences ** Aku bukan poitisi, aku hanya menderita akibat konsekwensinya.** Seorang kawan yang sangat dikenal di dunia reggae indonesia dan mungkin dialah satu-satunya Duta reggae yang masih menyempatkan waktunya untuk memberikan pencerahan tentang apa itu reggae, dan lirik-liriknya pun sangat sarat dengan makna pemberontakan terhadap sistem yang menindas dan membodohi, brader itu mengatakan ke aku -ketika dia ikut prihatin atas apa yang aku alami atas ancaman itu dan intimidasi itu- dia mengatakan bahwa ada seorang kawannya yang mengatakan supaya nanti reggae bisa maen di istana negara.” Ya kalau Bapak Reggae nya jadi presiden. Jadi Ratusan ribu para pecinta reggae di indonesia pilihlah Bapak reggae nya nanti pas pemilu ya,,hahahaha.

Tapi semoga masih ada musisi-musisi reggae yang cukup peka dan tidak mementingkan pasar belaka, semoga kalian terketuk dengan tulisan ini, untuk lebih peduli terhadap sesama, terutama para pecinta reggae yang mengidolakan kalian. Dan sepertinya apa yang kami treakkan akhirnya membuat kuping-kupig kalian panas maka muncullah kalian dengan corong-corong kalian untuk memberikan pencerahan terhadap pecinta reggae di negara ini. Tapi mirisnya malah kalian memutar balikkan fakta tentang triakan-triakan kami. Karena selama ini yang kalian harapkan dari pecinta reggae di negara ini adalah kata-kata “MERAPAT, YOMAN, YOSMAN, YESSAA, UYE, WOYYO DAN BAKS DUNK”..hahhahahha

Yang kemudian menjadi pertanyaan, apakah nilai Filosofi rebel itu harus dipaksakan dalam reggae, ya jelas TIDAK bung, terserah kalian saja mau menyuarakan reggae dengan nilai filosofi apa, ganja kek, rasta kek, termehek-mehek cinta-cintaan kek. I dont fuckin care. Tapi jangan paksakan kami juga untuk diam dan bungkam meneriakkan pemberontakan kami terhadap sistem yang menindas dan membodohi. Aku mengalami sendiri bagai mana aku diancam dan di intimadasi akan dihabisi oleh preman bayaran oleh orang yang ngaku-ngaku bapak reggae di negara ini yang dia bilang hanya dia yang bisa menyatukan reggae dari sabang sampai merauke. Akhirnya terbukalah topengmu yang ternyata preman juga dengan membawa nama reggae dan teriak damai landai dimana-mana. Ya karena beliau punya uang, klo si paijo punya uang juga mungkin bisa mendatangkan seluruh keluarga marley keindonesia dan bikin konser Indonesian smile bersama seluruh band-band reggae di indonesia di tegal, bukan di jakarta,,hehhehe. Kenapa mereka bisa bilang kita memaksakan kehendak untuk rebel, memperkosa hak-hak untuk menikamati musik, dasar mulut berbisa jurnalistik mereka gunakan untuk memecah belah, menuduh dan akhirnya membuat orang melihat kebenran dari perseptif media saja. Sudah banyak sekali media yang akhirnya terbeli oleh segelintir pemilik modal dan akhirnya tidak independen dalam memberitakan segala hal. Semua orang memang kenal orang terkenal, dan tak ada yang mengenal orang tak terkenal, tapi satu hal, U CAN FOOL SOME PEOPLE SOMETIMES, BUT U CAN FOOL ALL THE PEOPLE ALL THE TIME (BOB MARLEY). Masih banyak orang-orang yang bisa berfikir karna punya otak dan dipakai untung bersuara secara kritis demi kebenaran dan kemanusiaan.

Bagi aku dan kawan-kawanku, semua manusia adalah sama, Marley bukan nabi, King Sellasie bukan Tuhan, Ras Muhamad adalah sahabat, Tony Q adalah paman, Marapu adalah kawan, dan lain-lain, mereka hanya lah manusia biasa sama seperti kami. Mereka hanya menjadi inspirasi untuk lebih peduli dan sebagai guru, kawan, teman, bertukar pikiran dan saling melengkapi untuk sama-sama belajar menjadi manusia yang peduli dan berguna bagi diri sendiri, orang tua, lingkungan, sesama manusia dan TUHAN. Yang menarik adalah WISDOM / Kebajikannya. Sama saja mereka semua dengan kawan-kawanku, manusia biasa seperti igor, like, wobal, haposan, ade, jimbo, rifki, mel slanky, mas blue, ale, Roni, Paijo, markijo, Raja, Raul, dan manusia-manusia biasa lainnya. Yang membedakan mereka terkenal, sementara kami tidak, bahkan kami kadang tidak ingin dikenal. Kami hanya ingin berbuat sesuatu untuk rakyat negeri ini, sambil berdansa dengan musik reggae yang kami sukai. Ya memang, Kebenaran itu relatif, benar menurutmu belum tentu benar menurutku, benar menurutku belum tentu benar menurutmu (Tony Q). Itu sudah.

Jon Fishman, (Drumer, Jazz) mengatakan, " I don't know how you can go your whole life and not listen once to Bob Marley - what's the point ?" **Aku tak tau bagaimana kau bisa melalui seluruh hidupmu dan tidak sekalipun mendengarkan Bob Marley - apa artinya?**... Hahaha, narsis memang, tapi maksud Jon Fishman legenda Jazz itu adalah, kita nih hidup, dan semua sisi hidup kita itu disuarakan oleh Bob Marley, segala hal, Cinta, pembebasan, kedamaian, persatuan, persamaan hak, dan saling menghargai/tenggang rasa. Tapi ingat kita tetap manusia yg harus jadi diri kita sendiri, kita tetap harus memilah-milah mana yg baik buat kita dan tidak, begitu juga dgn reggae dan Bob Marley. Aku TIDAK suka dgn prinsip Marley yg mengatakan "Me never believe in marriage that much...marriage is a trap to control me; woman is a coward. Man strong ;" **aku tak terlalu percaya dgn pernikahan, menikah adalah perangkap utk mengontrol aku, wanita penakut dan laki2 kuat,** Makanya Bob Marley berpoligami. Wanita juga kadang kuat dan pemberani kan. dan pernikahan itu suatu yg sakral menurut aku. Tiga surat atau tulisan yang kubuat untuk seorang Keylanya Reggae, seorang sahabat, wanita berjilbap yang sangat taat pada agamanya, namun dia sangat menyukai reggae, dan kerinduannya untuk mendengarkan reggae-reggae religi sesuai keimanannya, Keyla sahabatku itu rela mati karena kecelakaan dalam perjalanan jauhnya dari Jogja menuju Jakarta hanya untuk bertemu dengan sahabat-sahabatnya pada Konser reggae yang katanya terbesar kemudian mengangkat Bapak Reggae Indonesianana dan masuk museum Indonesia Syalalala. Tapi pertanyaannya apakah pecinta reggae di Negara Indonesia ini mengetahui apa sebenarnya reggae itu sendiri ? dan punya kesadaran untuk memilah milah mana yang baik dan tidak cocok untuk kita sendiri ? tidak terkecuali dengan musik reggae yang kami cintai ini. Semoga.

Berikut ini adalah kutipan kutipan penting tentang reggae dari para pelaku reggae yang sudah terkenal dan belum terkenal hehehhe :

"SELAMA INI GUE MEMPERJUANGKAN PIKIRAN2 BOB MARLEY. MARLEY BUAT GUE ADALAH GURU. GUE SALUT, MARLEY MEMPERJUANGKAN MANUSIA SUPAYA BANGKIT DARI MENTAL BUDAK. MENTAL SLAVERY! KONDISINYA MIRIP-MIRIP DISINI. GUE TERUSIN PERJUANGAN DIA DENGAN MUSIK REGGAE DI BUMI TERCINTA INI.- INDONESIA".
( TONY Q, komen pada Buku Bob Marley, rasta, reggae dan revolusi, yang ditulis om Helmi Y Haska).
AKU SENANG AKHIRNYA REBEL REGGAE BELUM MATI DI NEGARA INI ( perkataan Ras Muhamad pada kawanku wobal tentang sebuah grup di FB yang kami bangun untuk meneriakkan REBEL REGGAE dengan semangat ke indonesiaan, yang mungkin inilah yang membuat beberapa pelaku reggae dan media reggae menuliskan sesuatu di grup lain yang katanya grup FB reggae terbesar di Indonesia dgn mencapai anggota 5rban org, padahal page FB nya Ras Muhamad yg uda hampir 60rb anggota aja ga pernah mengaku besar,,hehhehe)

“I DON’T WANT PEACE, I WANT EQUAL RIGHT AND JUSTICE, (PETER TOSH) *Aku tak inginkan kedamaian, yang aku inginkan persamaan hak dan keadilan.

OPEN YOUR EYES AND LOOK WITHIN, ARE YOU SATISFIED WITH THE LIFE YOU’RE LIVING".*buka mata dan lihat sekeliling, apakah kau puas dengan kehidupanmu ?
"THE MYSTERY IS THERE YOU CAN SEE, THE TRUTH LIVES WITHIN YOU AND ME.” (MUTABARUKA).

REGGAE IS AN INTELEXCTUAL REBEL ( MAS ANIS SAICHU )

”Bagi saya yang menarik dari reggae adalah Rebel nya, tanpa itu reggae sama aja seperti dangdut yang enak buat bergoyang, rebel sak modare” (Wobal si Om)

“Aku tak takut mati, aku akan mati dengan tersenyum, karena kematianku akan semakin membuat perlawanan semakin menyala-nyala oleh kawan-kawanku selanjutnya” – Ku biarkan kau dengan jalanmu, biarkan aku dengan jalanku, begitu kau rampas hak-hak kami, rayap pun dapat merobohkanmu ”
( Joe Roots Reggae)

“Kutampar kau dengan Rebel ku, Tikamlah aku dengan Cinta mu” (Joe Roots reggae dan Igor Atenar Reggae Lombok)

KEEP REBEL WITH TRUE LOVE
Tuhan memberkati kita semua. Amin.

Joe Roots Reggae, 10 Agustus 2011

Note;
- tulisan ini sebagai jawaban atas sebuah tulisan kawanku yang mengkritik rebel reggae yang sering aku dan kawan-kawanku teriakkan.
- Tulisan ini juga bisa di bilang pengantar dari tulisan ku selanjutnya tentang reggae di indonesia yang sedang aku selesaikan.
- Semoga tulisan ini tidak disalah artikan dan justru menjadi perpecahan din antara pecinta reggae di Negara ini. Semoga perdebatan di susun dalam kerangka konstruktif untuk mencapai tujuan bersama, perbedaan dan kontradiksi tidak dimaknai sebagai kehancuran, namun justru mengambil nilai-nilai yang baik dan dijadikan perekat untuk memperkokoh rasa persatuan. BIG RESPECT.
- Apa yang kami tuliskan disini adalah fakta, dan klo ada yang bilang kami Tong kosong berbunyi nyaring, karena kami hanya aktif di FB, mohon di perhatikan ini, apa yang aku sampaikan diatas adalah hasil dari perbuatan di lapangan, kami sampaikan lewat forum grup kami, kami juga melibatkan elemen-elemen lain macam Front aksi mahasiswa Padang, dengan brotha Ahmad Rifki Ali, Angel Like Maria, yang aktif diskusi dengan kami, kemudian juga Zeitgeist Movement Indonesia bersama brotha Raja Afrialdho dan Raul Naldho Putra, kami disini jelas ingin bergerak di lapangan, tapi mohon kawan2 ingat, bahwa jarak adalah kendala utama, Ade Roots Reggae di jakarta, aku di batam, angel di padang, igor di lombok, namun kami bertemu disini dan berdiskusi tanpa batas bung, inilah sebagai dasar tonggak kami nanti akan bertemu di lapangan. Ingat, revolusi di mesir kemaren yg mampu merobohkan kuatnya penguasa mereka, juga karena dukungan dari dunia maya bro. Mereka menguatkan visi misi nya di dunia maya, dan mereka akhirnya bergerak didunia nyata. Kita sebaiknya bijak dalam menyikapinya bro, bagi kami apa yg sudah kita lakukan disini adalah juga sudah merupakan suatu perbuatan nyata bro, lihat bagaimana komentar kawan-kawan di grup kami yang begitu antusias dan kritis, bahkan ada yang mengatakan, dia akan melakukan apa yg di peroleh dari diskusi2 kami dalam kehidupannya. Inilah perbuatan NYATA bung, perbuatan untuk membebaskan pikiran kita, membukanya untuk tidak terjajah terus menerus. kita seharusnya bersyukur karna dengan adalanya kemudahan2 tehknologi dalam dunia maya ini kita bs bertemu byk pengetahuan belajar dan belajar dengan mudah, tanpa harus terbatas jarak dan biaya, jadi mamfaatkanlah dengan bijak. Bukan hanya jempal jempol atau koment2 ga penting, lihat isi dari grup kami yang penuh dengan diskusi2 bermutu dan kritis (sama sekali tidak menyomboingkan diri, justru dengan kerendahan hati), walaupun kami tak pernah mengkalim diskusi kami merupakan diskusi berwatak akademis, tapi lebih kearah isu-isu terpanas yang kami temui dalam kehidupan sehari-hari. dan bandingkan saja dengan grup yang katanya besar itu. INI ADALAH PERBUATAN NYATA, Langkah awal menuju pembebasan diri sendiri dan hati kita untuk terus bergerak dalam setiap sisi kehidupan. Aku, Wobal Si Om, Angel Like Maria, Ahmad Rifki Ali Raul Naldho Putra, Raja Afrialdho, Ale Pancen Rasta, Ade Roots Reggae Mamet Che, Igor dan lain-lain adalah orang2 jalanan juga, kami berangkat dari jalanan dan tetap dijalanan sampai sekarang, aku baru saja berontak dengan keluar dari pekerjaan enakku diruangan ber ac di sebuah bank krn mereka hendak menjajah pikiranku, dan sekarang aku siap kembali terjun kedunia aktivis atau apa saja yg bermamfaat bagi kemanusiaan. dulu aku bergerilya di jalanan jogja dengan bandku bersanding dengan marapu sekitar thn 2000an, aku pernah menjadi sekretaris IRC jaman jack dan deki kuripasai, walalupun aku tak pernah aktif krn alasan idealismeku. Karena motivasi dari reggae waktu kuliah aku sering memenangkan lomba karya tulis ilmiah mahasiswa dengan memasukkan lirik-lirik dan pesan-pesan dari reggae terutama Marley dalam setiap karya tulis ilmiahku, dan itu membuat beberapa prosfesor dan dosen2ku jadi tertarik dengan reggae bahkan akhirnya menyukai music reggae. Aku juga baru belajar membuat puisi bung, skr aku aktif menulis, silahkan liat catatan2 ku di dokument grup ini, dan bahkan catatnku diatas ini, apakah ini bukan sebuah karya juga menurutmu, silahkan baca tulisanku tenatang puisi Mutabaruka yg judulnya this poem, silahkan ditelusuri bro, tulisan2 itu juga apakah bukan karya, sajak puisi, teater apakah juga bukan kata-kata? Kawan-kawan lain juga di grup kami sedang berusaha untuyk belajar menulis misalnya wiwiet yang sudah menulis tentang reggae dan wanita, mamet tentang reggae dan kemerdekaan, haposan juga sudah menulis tentang reggae dan perjuangan, dll. Angel dan Rifki berjuang utk melawan walikota padang yg hendak menggusur pasar raya dengan Front Aksi mahasiswa padang. Wobal bergerilya di seluruh jawa utk bikin event sosial dgn tema reggae sudah belasan tahun dan selalu terlibat dalam advokasi lainnya mendukung rakyat kecil yg termarjinalkan. Jimbo, ade terlibat di mapala demi lingkungan, mamet bahkan pernah bermasalah krn ganja dan dia skr aktif berkampanye ttg negatif ganja. Bahkan brotha raja dan raul aktif di Zeitgeist movement Indonesia dan healt wealth rock n roll utk membangun sebuah t4 tinggal yg mandiri di sebuah desa di cirebon, Mel Slanky aktif di organisasi kaki lima di padang yg giat di pedesaan utk memberikan pengetahuan pada petani tentang tanaman organik. Apakah ini bukan perbuatan bung? Jadi jangan hanya kalian mencap kami Tong Kosong berbunyi nyaring. Semakin nyaring karena gentongmu.
.
KOMUNITAS kami tidak pernah bangga dengan banyaknya ANGGOTA Komunitas Reggae Samin Blora, justru kami lebih memilih kwalitas daripada quantity/jumlah, Kami lebih bangga bila kami akhirnya dapat membawa hasil-hasil diskusi kami komunitasnya masing-masing, tanpa perlu berbondong-bondong membawa kawan2 lain untuk masuk ke grup kami, klo ada yg tidak berkenan langsung kami tegur dan kami ingatkan dengan bijak, pilihan terakhir adalah remove. Kami tidak sama sekali mengharapkan atau bangga dengan adanya orang-orang besar atau celeb reggae yg menjadi anggota di grup kami, bagi kami semua adalah sama, tak ada guru, tak ada murid, tak ada celeb dan tak ada fans.
. " KOMUNITAS REGGAE SAMIN BLORA " .


SALAM P.O.L.O.S

( Peace One Love One Soul )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar