Minggu, 15 Desember 2013

Merawat Rambut Gimbal

Merawat Rambut Gimbal

Berikut ini adalah beberapa langkah perawatan bagi teman-teman yang memiliki rambut gimbal atau dreadlocks :

1. Para pakar rambut menyarankan untuk tidak membasahi rambut dalam jangka waktu empat hingga enam minggu setelah proses penggimbalan. Dalam kurun waktu tersebut, bisa dipastikan kulit kepala akan terasa gatal dan sangat kotor karena debu dan minyak yang berasal dari kulit kepala. Nah, untuk membersihkan kulit kepala yang gatal, pilih produk perawatan kulit yang tidak menyumbat pori atau menyebabkan penumpukan seperti anti-itch scalp oil dan organic root stimulator herbal cleanser. Tuangkan kedua produk tersebut masing-masing sebanyak satu tetes pada sehelai kapas, dan oleskan sedikit demi sedikit ke kulit kepala.

2. Pada masa-masa awal, minta bantuan profesional untuk membantu merawat rambut gimbal kamu. Mereka dapat memperlihatkan bagaimana cara menjaga rambut terlihat rapi dan terawat.

3. Untuk mencegah rambut gimbal terlihat kusam, jauhi produk-produk yang mengandung kadar minyak tinggi seperti petroleum jelly dan petrolaum. Produk-produk tersebut bisa menyebabkan penumpukan dan menyisakan residu yang dapat merusak gimbal.

4. Jangan pula menggunakan lilin (wax) meskipun ada pula yang berargumen sebaliknya. Dalam banyak kasus, penggunaan lilin dapat menyebabkab penumpukan di sela-sela rambut dan meninggalkan residu lengket seiring berlalunya waktu. Sebagai alternatif, gunakan produk yang memiliki kandungan minyak yang hampir mirip dengan minyak alami rambut, seperti minyak patchouli atau essential oils seperti tea tree oil, rosemary oil, atau jojoba oil. Tea tree oil sebenarnya merupakan pilihan yang paling tepat karena dapat menghilangkan rasa gatal pada kulit kepala.

5. Untuk menjaga gimbal agar tidak rusak, gunakan penutup kepala longgar yang terbuat dari satin atau sutra ketika tidur. Bahan polyester juga pilihan yang baik karena membiarkan rambut bernafas meskipun ditutupi. Jika tidak mau menggunakan tutup kepala, gunakan sarung bantal yang terbuat dari satin atau sutra.
6. Jika gimbal sudah jadi, beberapa pakar rambut menyarankan untuk melakukan keramas setiap dua sampai tiga minggu sekali. Akan tetapi, frekuensi ini masih dapat disesuaikan dengan kebutuhan kamu. Keramas rambut secara hati-hati dan lembut. Ketika membasuh kulit kepala, pijat secara lembut menggunakan ujung-ujung jari dan jaga agar gimbal tidak kusut.

7. Gunakan shampoo yang mampu menjaga kelembapan alami serta menjaga derajat keasaman rambut. Untuk conditioner, beberapa orang memilih untuk tidak menggunakannya karena khawatir akan mengendurkan gimbal dan membuat rambut

8. Sesekali disaat anda sedang duduk santai entah dirumah, di atas pohon, ataupun di pantai, lakukan usaha-usaha kecil seperti memisahkan antara batang gimbal yang satu dengan yang lainnya, karena jika lama kelamaan tidak di lakukan khususnya anda yang mempunyai rambut gimbal asli / bukan sambungan itu akan menyebabkan rambut anda akan ngegembel atau menyatu.

Semoga Bermanfaat 
SALAM P.O.L.O.S
( Peace One Love One Soul )

Cara Membuat Rambut Gimbal.


Cara Membuat Rambut Gimbal.

Beberapa hari kemarin saya nongkrong bersama teman-teman dan membahas tentang rambut gimbal. Kebetulan salah satu teman saya beberapa bulan kemarin memiliki rambut gimbal karena pengaruh dari teman-teman bergaul di wilayah rumahnya. Banyak teman-teman yang bertanya bagaimana membuat rambut gimbal dan sekarang akan share Cara Membuat Rambut Gimbal.
Berikut langkah-langkah Cara Membuat Rambut Gimbal :

- Langkah 1: 
Biasanya, rambut gimbal lebih mudah dibuat pada rambut keriting. Jadi, bila rambut Anda lurus sebaiknya lakukan perawatan keriting rambut di salon terlebih dulu. Dengan begitu, proses membuat rambut gimbal lebih mudah.

- Langkah 2
Berhenti memakai conditioner selama 10 hari sebelum Anda memulai proses pembuatan rambut gimbal.

- Langkah 3
Campurkan 1 sdm cuka dengan 1 liter air. Basuh rambut dengan campuran ini pada hari Anda ingin membuat gimbal. Cara ini bisa melenyapkan residu yang bisa menghambat proses. Atau, Anda juga bisa membeli sampo bebas residu untuk proses ini.

- Langkah 4
Setelah itu, mulailah mengeringkan rambut. Ambil sebagian rambut (diameter sekitar 2,5 cm). Lalu, pilin rambut dengan kencang hingga padat.

- Langkah 5
Jepit rambut yang belum dipilin dengan jepitan atau karet rambut sehingga Anda fokus memilin rambut satu persatu. Sasak rambut yang dipilin, dimulai dari bagian akar hingga ujung rambut dan balik lagi ke arah kulit kepala. Bila rambut Anda tergolong halus, lakukan cara ini berulang-ulang hingga rambut kaku. Ada baiknya, Anda menggunakan sisir yang terbuat dari besi agar rambut tersasak dengan sempurna.

- Langkah 6
Aplikasikan lilin atau minyak rambut khusus gimbal (dapat dibeli di salon-salon), atau lilin lebah pada tiap lilitan rambut setelah disasak untuk menguatkan lilitan rambut.

- Langkah 7
Ikat ujung rambut yang telah dipilin dengan karet rambut. Langkah ini dapat mempertahankan rambut yang telah dipilin. Lakukan cara memilin ini pada rambut yang akan digimbal. Agar terlihat rapi, minta bantuan teman untuk memilin rambut satu persatu.

- Langkah 8 
Gaya rambut gimbal ini bisa tergantung keinginan . Anda bisa membuat gimbal pada sebagian atau seluruh rambut Anda.

- Langkah 9
Secara rutin, pilin rambut, sasak, dan aplikasikan lilin di rambut Anda untuk mempertahankan bentuk gimbal. Dan, pastikan memilin rambut pada arah yang sama. Dengan begitu, jika Anda ingin mengembalikan rambut ke bentuk semula. Sebab jika rambut sudah terlalu kusut, Anda harus memotong seluruh rambut Anda.
Memiliki rambut gimbal membutuhkan perawatan yang ekstra. Di lain kesempatan akan saya share Tips Merawat Rambut Gimbal. Untuk artikel tentang Cara Membuat Rambut Gimbal saya rasa cukup sekian dulu.



SALAM P.O.LO.S
( Peace One Love One Soul )

Jumat, 13 Desember 2013

UNCLE BEE

UNCLE BEE

Personelnya siapa aja sih?

Simon Wai Dolun (Vocal, Guitar)
Yakobus Bala Dolun (Bassist)
Chandra Oktaviano (Percussion)
Joseph Christoforus (Guitar)
Lodovickus Tubun Henakin (Keyboard)
Amrosius Royland Moat (Drum)

Apakah ada filosofi di balik nama band ini?
Uncle B adalah sebutan dari sang Vokalis sekaligus pendiri Uncle B. yaitu Bob Keating. Jadi Uncle B adalah Paman BOB. Seiring perjalanan, kami sepakat mengubah nama Uncle B menjadi Uncle Bee yang merupakan perwujudan positif dimana kami ingin menyengat musik reggae yang positif

Kenapa milih aliran musik reggae? Hal-hal apa saja yg membuat milih genre ini?
karena reggae adalah sebuah aliran musik yang punya pendengar dari berbagai rentang usia, anak-anak sampai dewasa. Dan reggae adalah sebuah musik yang indah yang cocok didengar di setiap waktu.

Kalau inspirasi lagu-lagunya dari mana? Influences?
Yang pertama jelas Om BOB MARLEY, dan kami juga mengadaptasi aliran musik Rock
yang kami padukan dalam lagu-lagu ciptaan kami.

Sejak kapan mulai konsen di genre Reggae dan sdh berapa lama?
Sejak awal terbentuk sampai sekarang, tepatnya 7 oktober 2003..:)

Bisa sebutkan sering manggung dimana saja?
kami sering di acara resepsi pernikahan. kami juga sering main di Cafe untuk Event atau Reguler misalnya di Trio Ambisi Pub, Cafe Batula Food n' Fun BLOK M, Kampung Artis, Kampus-kampus dan sekolah-sekolah.

Selain bermusik ada hobi lain, misalnya main bola, dll?
kami suka jogging bareng dan surfing internet bermalam-malam :)

Markas atau tempat ngumpul dimana?
Uncle B Base Camp. Seminggu 2 kali.


Alamat Management dimana?
Jl. Seira Tanimbar Rt.009/06 No.67 Cipayung, Jakarta Timur 13840
CP : 0821-25677418


SALAM P.O.L.O.S
( Peace One Love One Soul )

MONKEY BOOTS

MONKEY BOOTS

Satu lagi band yang ber aliran Reggae, yaitu Monkey Boots. Monkey Boots yang telah memiliki Album yang berjudul REVERBNATION ini sangat mempunyai karakter dalam vokal yang unik dan lagunya pun sangat enak untuk di dengarkan. Sedangkan personil Monkey Boots terdiri dari :

King Edwin (trumpet,banjo,harmonica,clarinet,back vocal)

Renato toninghu manurung (low blow)

Reonaldo simanungkalit (Tenor sax)

Akbar “wau” budiman (rhytm guitar)

Abiand plan aka Adam (lead guitar)

Denny Frust (vocal)

Indra Paramanandana aka Sucke (bass)

Ewox steady (drum)

contact person: 
Facebook, TwitterMr.Andrie M’bullz (021-91096169/085716967666) .



SALAM P.O.L.O.S

( Peace One Love One Soul )

RASTAFARIAN TIDAK HANYA IDENTIK DENGAN GANJA DAN JAMAIKA

RASTAFARIAN TIDAK HANYA IDENTIK DENGAN GANJA DAN JAMAIKA

Rastafaria tidak hanya identik dengan Ganja dan Jamaika, Bob Marley, dan musik reggae. Singa yang ada di Kebun Binatang Addis Ababa di Etiopia ternyata juga identik dengan rastafaria.

Singa rastafaria itu memiliki surai besar dan gelap yang panjangnya sampai menutupi dada dan perut. Surai besar ini tidak dijumpai pada jenis singa lain yang ada di Afrika.

Bukan hanya surainya yang berbeda. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa gen singa rastafaria juga berbeda dengan singa-singa lain.

“Gen singa di kebun binatang sangat unik,” kata Susann Bruche, ilmuwan dari Imperial College London, Inggris, yang memimpin penelitian, Jumat lalu.

Bruche dan rekan-rekannya mempelajari DNA delapan singa jantan dan tujuh singa betina di kebun binatang tersebut. Seluruh singa yang ada di kebun binatang terbilang unik dan langka karena merupakan keturunan singa yang pernah dikoleksi Haile Selassie, kaisar terakhir yang menginspirasi gerakan rastafaria. 

Singa-singa jantan di kebun binatang itu dianggap singa terakhir yang memiliki surai tebal dan berwarna gelap. Di alam, jenis singa itu diyakini telah lenyap karena perburuan gelap yang berlebihan.

“Tapi kami pernah menerima laporan tentang beberapa penampakan singa dengan ciri serupa di timur dan timur laut Ethiopia,” ujar dia, seperti dikutip Livescience.

Bruche mengatakan survei lapangan bisa memberi konfirmasi keberadaan singa-singa liar tersebut. Meski demikian, program penangkaran di kebun binatang lebih mendesak dilakukan untuk memastikan sekelompok kecil singa rastafaria tidak punah.

“Banyak keragaman genetik singa rastafaria yang sudah hilang. Sebagian besar disebabkan oleh aktivitas manusia,” kata Bruche. Dia menerbitkan penelitiannya dalam jurnal European Journal of 
Wildlife Research.



SALAM P.O.L.O.S
( Peace One Love One Soul )

Kamis, 12 Desember 2013

Reggae dan Rasta

Reggae dan Rasta

Di Indonesia, reggae hampir selalu diidentikkan dengan rasta. Padahal, reggae dan rasta sesungguhnya adalah dua hal yang berbeda. "Reggae adalah nama genre musik, sedangkan rasta atau singkatan dari rastafari adalah sebuah pilihan jalan hidup, way of life,"di balik ingar-bingar dan kegembiraan yang dibawa reggae, ada stigma yang melekat pada para penggemar musik tersebut. Dan stigma tersebut turut melekat pada filosofi rasta itu sendiri. "Di sini, penggemar musik reggae, atau sering salah kaprah disebut rastafarian, diidentikkan dengan pengisap ganja dan bergaya hidup semaunya, tanpa tujuan. Padahal, filosofi rasta sesungguhnya justru mengajarkan seseorang hidup bersih, tertib, dan memiliki prinsip serta tujuan hidup yang jelas. Penganut rasta yang sesungguhnya menolak minum alkohol, makan daging, dan bahkan mengisap rokok. "Para anggota The Wailers (band asli Bob Marley) tidak ada yang merokok. Merokok menyalahi ajaran rastafari.

Pemusik Tony Q Rastafara pun mengakui, meski ia menggunakan embel-embel nama Rastafara, tetapi dia bukan seorang penganut rasta. Tony mencoba memahami ajaran rastafari yang menurut dia bisa diperas menjadi satu hakikat filosofi, yakni cinta damai. "Yang saya ikuti cuma cinta damai itu," tutur Tony yang tidak mau menyentuh ganja itu.

Namun, meski tidak memahami dan menjalankan seluruh filosofi rastafari, para penggemar dan pelaku reggae di Indonesia mengaku mendapatkan sesuatu di balik musik yang mereka cintai itu. Biasanya, dimulai dari menyenangi musik reggae (dan lirik lagu-lagunya), para penggemar itu kemudian mulai tertarik mempelajari filosofi dan ajaran nya.

Sumber Rastafara Blora Mustika

SALAM P.O.L.O.S
( Peace One Love One Soul )

Komunitas Reggae Samin Blora

Komunitas Reggae Samin Blora

Penuh kedamaian dan banyak bakat. Itulah asal mula terbentuknya Komunitas ini. Kenapa harus Reggae gak aliran lain? . Komunitas ini di atas semua golongan, tanda kutip Cinta Damai. Dari kata Cinta Damai itulah genre musik Reggae itu muncul. Karena semua orang yang suka musik Reggae di haruskan Cinta Damai. Pesan Presiden Reggae Indonesia Tony Q Rastafara. Tidak musik Reggae saja yang cinta damai, di indonesia banyak band atau genre musik yang cinta damai, tapi sebatas embel - embel saja. Admin bukan maksut memihak salah satu genre musik Reggae, karena Admin sudah mempelajari dan memahami apa dan bagaimana musik Reggae itu terbentuk. Dari dahulu sampai sekarang Reggae selalu identik dengan Cinta Damainya. Contoh di ambil dari judul lagu legendaris Reggae " Bob Marley " yang berjudul " One Love ". Sudah jelas kalau musik Reggae itu harus Satu Hati ( Cinta Damai ). Bukan hanya di musik saja, di manapun kedamaian itu di butuhkan. Tidak ada perbedaan, selalu menghargai satu sama lain, menghargai pendapat orang lain, itulah salah satu contoh untuk menciptakan keDamaian di muka bumi ini. Andai semua orang sadar tentang kedamaian itu sendiri manusia akan makmur. Reggae itu sendiri tercipta dari musisi yang bernama Bob Marley yang bernama asli Nesta Robert Marley ini berasal dari Jamaika yang lahir pada tanggal 6 February 1945.  akan di bahas di link selanjutnya.
Selanjutnya dengan nama Samin. Samin Surosentiko adalah tokoh Blora yang mengajarkan budi pekerti yang sangat cocok untuk tauladan. Kenapa harus ada nama Samin di komunitas ini? Karena unsur Rastafarian dengan Samin Surosentiko itu sama, yaitu melawan ketidak adilan dan pada saat Blora di jajah Belanda. Kaum Samin itu sendiri mempunyai prinsip kedamaian yaitu Tidak mau perang dan Tidak mau di serang. Tapi Admin menyayangkan dan sering mendengar kata Samin itu identik dengan kata tidak waras atau gila. Karena Samin Surosentiko sendiri sebenarnya mengajarkan kedamaian untuk semua. 
Tempat ngumpul manteman reggae blora sendiri itu bertempat di Taman Mustika. Setiap malam minggu sering berkumpul di sana. Rumah komunitas sementara berada di Jalan Sinto No 15 Kelurahan Tegalgunung RT 05 RW 01, Blora, Jawa Tengah, Indonesia 58219 . Untuk jelasnya CP = Tian 087831422526/76044813,Memet 085740233382/7E7C2840 Angga 08995784821/7D314192

SALAM P.O.L.O.S
( Peace One Love One Soul )

Sejarah Musik Reggae

Sejarah Musik Reggae

Musik Reggae
Tahun 1968 banyak disebut sebagai tahun kelahiran musik reggae. Sebenarnya tidak ada kejadian khusus yang menjadi penanda awal muasalnya, kecuali peralihan selera musik masyarakat Jamaika dari Ska dan Rocsteady, yang sempat populer di kalangan muda pada paruh awal hingga akhir tahun 1960-an, pada irama musik baru yang bertempo lebih lambat : reggae. Boleh jadi hingar bingar dan tempo cepat Ska dan Rocksteady kurang mengena dengan kondisi sosial dan ekonomi di Jamaika yang sedang penuh tekanan.
Kata “reggae” diduga berasal dari pengucapan dalam logat Afrika dari kata “ragged” (gerak kagok–seperti hentak badan pada orang yang menari dengan iringan musik ska atau reggae). Irama musik reggae sendiri dipengaruhi elemen musik R&B yang lahir di New Orleans, Soul, Rock, ritmik Afro-Caribean (Calypso, Merengue, Rhumba) dan musik rakyat Jamaika yang disebut Mento, yang kaya dengan irama Afrika. Irama musik yang banyak dianggap menjadi pendahulu reggae adalah Ska dan Rocksteady, bentuk interpretasi musikal R&B yang berkembang di Jamaika yang sarat dengan pengaruh musik Afro-Amerika. Secara teknis dan musikal banyak eksplorasi yang dilakukan musisi Ska, diantaranya cara mengocok gitar secara terbalik (up-strokes) , memberi tekanan nada pada nada lemah (syncopated) dan ketukan drum multi-ritmik yang kompleks.
Teknik para musisi Ska dan Rocsteady dalam memainkan alat musik, banyak ditirukan oleh musisi reggae. Namun tempo musiknya jauh lebih lambat dengan dentum bas dan rhythm guitar lebih menonjol. Karakter vokal biasanya berat dengan pola lagu seperti pepujian (chant), yang dipengaruhi pula irama tetabuhan, cara menyanyi dan mistik dari Rastafari. Tempo musik yang lebih lambat, pada saatnya mendukung penyampaian pesan melalui lirik lagu yang terkait dengan tradisi religi Rastafari dan permasalahan sosial politik humanistik dan universal.
Album “Catch A Fire” (1972) yang diluncurkan Bob Marley and The Wailers dengan cepat melambungkan reggae hingga ke luar Jamaika. Kepopuleran reggae di Amerika Serikat ditunjang pula oleh film The Harder They Come (1973) dan dimainkannya irama reggae oleh para pemusik kulit putih seperti Eric Clapton, Paul Simon, Lee ‘Scratch’ Perry dan UB40. Irama reggae pun kemudian mempengaruhi aliran-aliran musik pada dekade setelahnya, sebut saja varian reggae hip hop, reggae rock, blues, dan sebagainya.
Jamaika
Akar musikal reggae terkait erat dengan tanah yang melahirkannya: Jamaika. Saat ditemukan oleh Columbus pada abad ke-15, Jamaika adalah sebuah pulau yang dihuni oleh suku Indian Arawak. Nama Jamaika sendiri berasal dari kosa kata Arawak “xaymaca” yang berarti “pulau hutan dan air”. Kolonialisme Spanyol dan Inggris pada abad ke-16 memunahkan suku Arawak, yang kemudian digantikan oleh ribuan budak belian berkulit hitam dari daratan Afrika. Budak-budak tersebut dipekerjakan pada industri gula dan perkebunan yang bertebaran di sana. Sejarah kelam penindasan antar manusia pun dimulai dan berlangsung hingga lebih dari dua abad. Baru pada tahun 1838 praktek perbudakan dihapus, yang diikuti pula dengan melesunya perdagangan gula dunia.
Di tengah kerja berat dan ancaman penindasan, kaum budak Afrika memelihara keterikatan pada tanah kelahiran mereka dengan mempertahankan tradisi. Mereka mengisahkan kehidupan di Afrika dengan nyanyian (chant) dan bebunyian (drumming) sederhana. Interaksi dengan kaum majikan yang berasal dari Eropa pun membekaskan produk silang budaya yang akhirnya menjadi tradisi folk asli Jamaika. Bila komunitas kulit hitam di Amerika atau Eropa dengan cepat luntur identitas Afrika mereka, sebaliknya komunitas kulit hitam Jamaika masih merasakan kedekatan dengan tanah leluhur.
Musik reggae sendiri pada awalnya lahir dari jalanan Getho (perkampungan kaum rastafaria) di Kingson ibu kota Jamaika. Inilah yang menyebabkan gaya rambut gimbal menghiasi para musisi reggae awal dan lirik-lirik lagu reggae sarat dengan muatan ajaran rastafari yakni kebebasan, perdamaian, dan keindahan alam, serta gaya hidup bohemian. Masuknya reggae sebagai salah satu unsur musik dunia yang juga mempengaruhi banyak musisi dunia lainnya, otomatis mengakibatkan aliran musik satu ini menjadi barang konsumsi publik dunia. Maka, gaya rambut gimbal atau dreadlock serta lirik-lirik ‘rasta’ dalam lagunya pun menjadi konsumsi publik. Dalam kata lain, dreadlock dan ajaran rasta telah menjadi produksi pop, menjadi budaya pop, seiring berkembangnya musik reggae sebagai sebuah musik pop.
Musik reggae, sebutan rastaman, telah menjadi satu bentuk subkultur baru di negeri ini, di mana dengannya anak muda menentukan dan menggolongkan dirinya. Di sini, musik reggae menjadi penting sebagai sebuah selera, dan rastaman menjadi sebuah identitas komunal kelompok social tertentu. Tinggal bagaimana para pengamat social dan juga para anggota komunitas itu memahami diri dan kultur yang dipilihnya, agar tidak terjadi penafsiran keliru yang berbahaya bagi mereka. Penggunaan ganja adalah salah satu contohnya, di mana reggae tidak identik dengan ganja serta rastafarianisme pun bukanlah sebuah komunitas para penghisap ganja.
Sebuah lagu dari “Peter Tosh” (nama aslinya Peter McIntosh), pentolan The Wairles yang akhirnya bersolo karier. Dalam lagu ini, Peter Tosh menyatakan dukungannya dan tuntutannya untuk melegalkan ganja. Karena lagu ini, ia sempat ditangkap dan disiksa polisi Jamaika.
Menurut sejarah Jamaica, budak yang membawa drum dari Africa disebut “Burru” yang jadi bagian aransemen lagu yang disebut “talking drums” (drum yang bicara) yang asli dari Africa Barat. “Jonkanoo” adalah musik budaya campuran Afrika, Eropa dan Jamaika yang terdiri dari permainan drum, rattle (alat musik berderik) dan conch tiup. Acara ini muncul saat natal dilengkapi penari topeng. Jonkanoos pada awalnya adalah tarian para petani, yang belakangan baru disadari bahwa sebenarnya mereka berkomunikasi dengan drum dan conch itu. Tahun berikutnya, Calypso dari Trinidad & Tobago datang membawa Samba yang berasal dari Amerika Tengah dan diperkenalkan ke orang - orang Jamaika untuk membentuk sebuah campuran baru yang disebut Mento. Mento sendiri adalah musik sederhana dengan lirik lucu diiringi gitar, banjo, tambourine, shaker, scraper dan rumba atau kotak bass. Bentuk ini kemudian populer pada tahun 20 dan 30an dan merupakan bentuk musik Jamaika pertama yang menarik perhatian seluruh pulaunya. Saat ini Mento masih bisa dinikmati sajian turisme. SKA yang sudah muncul pada tahun 40 - 50an sebenarnya disebutkan oleh History of Jamaican Music, dipengaruhi oleh Swing, Rythym & Blues dari Amrik. SKA sebenarnya adalah suara big band dengan aransemen horn (alat tiup), piano, dan ketukan cepat “bop”. Ska kemudian dengan mudah beralih dan menghasilkan bentuk tarian “skankin” pad awal 60an. Bintang Jamaica awal antara lain Byron Lee and the Dragonaires yang dibentuk pada 1956 yang kemudian dianggap sebagai pencipta “ska”. Perkembangan Ska yang kemudian melambatkan temponya pada pertengahan 60an memunculkan “Rock Steady” yang punta tune bass berat dan dipopulerkan oleh Leroy Sibbles dari group Heptones dan menjadi musik dance Jamaika pertama di 60an.
“Reggae & Rasta”
Bob Marley tentunya adalah bimtang musik “dunia ketiga” pertama yang jadi penyanyi group Bob Marley & The Wailers dan berhasil memperkenalkan reggae lebih universal. Meskipun demikian, reggae dianggap banyak orang sebagai peninggalan King of Reggae Music, Hon. Robert Nesta Marley. Ditambah lagi dengan hadirnya “The Harder they Come” pada tahun 1973, Reggae tambah dikenal banyak orang. Meninggalnya Bob Marley kemudian memang membawa kesedihan besar buat dunia, namun penerusnya seperti Freddie McGregor, Dennis Brown, Garnett Silk, Marcia Fiffths dan Rita Marley serta beberapa kerabat keluarga Marley bermunculan. Rasta adalah jelas pembentuk musik Reggae yang dijadikan senjata oleh Bob Marley untuk menyebarkan Rasta keseluruh dunia. Musik yang luar biasa ini tumbuh dari ska yang menjadi elemen style American R&B dan Carribean. Beberapa pendapat menyatakan juga ada pengaruh : folk music, musik gereja Pocomania, Band jonkanoo, upacara - upacara petani, lagu kerja tanam, dan bentuk mento. Nyahbingi adalah bentuk musik paling alami yang sering dimainkan pada saat pertemuan - pertemuan Rasta, menggunakan 3 drum tangan (bass, funde dan repeater : contoh ada di Mystic Revelation of Rastafari). Akar reggae sendiri selalu menyelami tema penderitaan buruh paksa (ghetto dweller), budak di Babylon, Haile Selassie (semacam manusia dewa) dan harapan kembalinya Afrika. Setelah Jamaica merdeka 1962, buruknya perkembangan pemerintahan dan pergerakan Black Power di US kemudian mendorong bangkitnya Rasta. Berbagai kejadian monumentalpun terjadi seiring perkembangan ini.
“Apa sih Reggae”
Reggae sendiri adalah kombinasi dari iringan tradisional Afrika, Amerika dan Blues serta folk (lagu rakyat) Jamaika. Gaya sintesis ini jelas menunjukkan keaslian Jamaika dan memasukkan ketukan putus - putus tersendiri, strumming gitar ke arah atas, pola vokal yang ‘berkotbah’ dan lirik yang masih seputar tradisi religius Rastafari. Meski banyak keuntungan komersial yang sudah didapat dari reggae, Babylon (Jamaika), pemerintah yang ketat seringkali dianggap membatasi gerak namun bukan aspek politis Rastafarinya. “Reg-ay” bisa dibilang muncul dari anggapan bahwa reggae adalah style musik Jamaika yang berdasar musik soul Amerika namun dengan ritem yang ‘dibalik’ dan jalinan bass yang menonjol. Tema yang diangkat emang sering sekitar Rastafari, protes politik, dan rudie (pahlawan hooligan). Bentuk yang ada sebelumnya (ska & rocksteady) kelihatan lebih kuat pengaruh musik Afrika - Amerika-nya walaupun permainan gitarnya juga mengisi ‘lubang - lubang’ iringan yang kosong serta drum yang kompleks. Di Reggae kontemporer, permainan drum diambil dari ritual Rastafarian yang cenderung mistis dan sakral, karena itu temponya akan lebih kalem dan bertitik berat pada masalah sosial, politik serta pesan manusiawi.
“Tidak asli Jamaika”
Reggae memang adalah musik unik bagi Jamaika, ironisnya akarnya berasal dari New Orleans R&B. Nenek moyang terdekatnya, ska berasal berasal dari New Orleans R&B yang didengar para musisi Jamaika dari siaran radio Amrik lewat radio transistor mereka. Dengan berpedoman pada iringan gitar pas - pasan dan putus - putusadalah interprestasi mereka akan R&B dan mampu jadi populer di tahun 60an. Selanjutnya semasa musim panas yang terik, merekapun kepanasan kalo musti mainin ska plus tarinya, hasilnya lagunya diperlambat dan lahirlah Reggae. Sejak itu, Reggae terbukti bisa jadi sekuat Blues dan memiliki kekuatan interprestasi yang juga bisa meminjam dari Rocksteady (dulu) dan bahkan musik Rock (sekarang). Musik Afrika pada dasarnya ada di kehidupan sehari-hari, baik itu di jalan, bus, tempat umum, tempat kerja ato rumah yang jadi semacam semangat saat kondisi sulit dan mampu memberikan kekuatan dan pesan tersendiri. Hasilnya, Reggae musik bukan cuma memberikan relaksasi, tapi juga membawa pesan cinta, damai, kesatuan dan keseimbangan serta mampu mengendurkan ketegangan.
“It’s Influences”
Saat rekaman Jamaika telah tersebar ke seluruh dunia, sulit rasanya menyebutkan berapa banyak genre musik popular sebesar Reggae selama dua dekade. Hits - hits Reggae bahkan kemudian telah dikuasai oleh bintang Rock asli mulai Eric Clapton sampai Stones hingga Clash dan Fugees. Disamping itu, Reggae juga dianggap banyak mempengaruhi pesona tari dunia tersendiri. Budaya ‘Dancehall’ Jamaika yang menonjol plus sound system megawatt, rekaman yang eksklusif, iringan drum dan bass, dan lantunan rap dengan iringannya telah menjadi budaya tari dan tampilan yang luar biasa.Inovasi Reggae lainnya adalah Dub remix yang sudah diasimilasi menjadi musik populer lainnya lebih luas lagi.

SALAM P.O.L.O.S
( Peace One Love One Soul )

Siapa Bob Marley?

Siapa Bob Marley?

Nama sebenar Bob Marley ialah Robert Nesta Marley.
Bob Marley seorang penyanyi, penulis lagu, gitaris dan aktivis di Jamaica. Beliau dilahirkan pada tanggal 6 Februari 1945 di Nine Miles, Saint Ann Parish, Jamaica. Bob Marley berkecimpung dalam kariernya bersama dengan The Wailers, kumpulan yang beliau bentuk bersama Peter Tosh dan Bunny Livingston pada tahun 1963. Bob Marley berkahwin dengan Rita Marley pada February 1966. Dan Rita-lah yang memperkenalkan Bob pada Rastafarian. 


Pada tahun 1969, Bob, Tosh dan Livingston secara penuh telah memeluk Rastafarianism, yang sangat berpengaruh dengan musik mereka dan reggae pada umumnya! The Wailers bergabung dengan Lee Scratch Perry, menghasilkan hit-hit unggulan seperti Soul Rebel, Duppy Conquerer, 400 Years dan Small Axe! Gabungan tersebut berakhir pahit karena Perry menjualnya di Inggris tanpa persetujuan the Wailers! Namun peristiwa tersebut berbuah manis, Chris Blackwell, pemilik Island Records mengontrak the Wailers dan memproduseri album mereka CATCH A FIRE dan BURNING.

Pada tahun 1976, Bob Marley berpindah ke Inggeris! Walaubagaimanapun kariernya tidak sepi,, EXODUS berhasil dengan jayanya di British charts selama 56 minggu Kejayaan ini diikuti album berikutnya, iaitu KAYA kejayaan tersebut mampu menghantarkan musik reggae ke dunia barat untuk pertama kalinya


Pada tahun 1977, Bob Marley disahkan mempunyai penyakit kanser kulit, Namun, disembunyikan dari publik. Bob Marley kembali ke Jamaica tahun 1978, dan mengeluarkan SURVIVAL pada tahun 1979 diikuti oleh kejayaan dari keliling Eropah. Bob Marley mempersembahkan 2 pertunjukan di Madison Square Garden dalam rangka untuk menarik minat warga kulit hitam di Amerika Syarikat. Namun pada tanggal 21 September 1980, Bob Marley pengsan saat beliau  berjogging di NYC's Central Park. Kansernya telah merebak sampai ke otak, paru-paru dan perut. Penyanyi reggae inipun akhirnya menghembuskan nafasnya yang terakhir di Hospital Miami  pada 11 Mei 1981 di usia 36 tahun, dengan meninggalkan seorang isteri dan 5 orang anak.


SALAM P.O.L.O.S
( Peace One Love One Soul )

Tony Q Rastafara Presiden Reggae Indonesia

Tony Q Rastafara Presiden Reggae Indonesia

Pria asal Semarang, kota kecil di Jawa tengah, Indonesia, terlahir dengan nama Tony Waluyo Sukmoasih. Lahir dari keluarga sederhana, bakat seni nya telah terihat sejak masa kanak-kanak terutama di dalam bidang seni lukis dan musik.Tony berkenalan dengan dunia musik melalui teman-temannya dan banyak terpengaruhi oleh jenis musik rock dan blues. 
Selepas menyelesaikan pendidikannya di sekolah kejuruan tehnik (STM) Tony memutuskan untuk memulai karier bermusiknya di kota semarang sebagi pemusik jalanan sejak tahun 1980, hingga membuatnya dekat dengan kehidupan musisi jalanan kota Semarang. Di kota kelahirannya tersebut, Tony sempat membuat album kompilasi anak jalanan dengan teman-temannya dan pernah menjuarai beberapa festival musik jalanan.
Karena ingin mencoba tantangan baru dalam bermusik maka dia pun hijrah dan mencoba mengadu nasib ke Jakarta, ibukota Indonesia. Karena kehidupannya yang dekat dengan musisi jalanan, Tony pun kembali masuk ke komunitas yang sama di Jakarta. Dengan bantuan dari seorang teman yang terlebih dahulu berkecimpung di dunia musisi jalanan Jakarta, Tony pun memberanikan niatnya untuk memulai karier musik di Jakarta sebagai pengamen. Menghibur dan bermain musik dari satu tempat ke tempat lainnya di seputaran pinggiran jalan Jakarta.
Di pertengahan tahun 1984, atas anjuran seorang teman, Tony mulai berkenalan dengan musik country dan mulai mencoba memainkan jenis musik yang pada saat itu belum terlalu populer di kalangan masyarakat Indonesia karena belum banyak musisi yang memainkan genre musik tersebut. Dari eksistensinya bermain musik country, Tony mulai mendapat teman dari kalangan ekspatriat di Jakarta, salah satunya adalah teman-teman dari komunitas kedutaan amerika serikat di Jakarta. Beberapa kali Tony di undang untuk tampil di acara-acara yang diselenggarakan oleh kedutaan amerika serikat dan atas bantuan dari teman-teman di kedutaan dia berhasil mendapatkan undangan untuk bermain di salah satu festival musik country terbesar di amerika yaitu Grand Old Opree yang bertempat di Tennese Amerika Serikat. Akan tetapi dikarenakan kurang adanya dukungan secara finansial, rencana untuk tampil di festival tersebut tidak dapat terealisasikan. Sekian lama bermain musik country Tony mulai merasakan kejenuhan dan merasa bahwa kariernya di musik country tidak berkembang hingga dia memutuskan untuk keluar dari band countrynya dan mulai mencoba mencari jenis musik lain yang lebih sesuai dengan jiwanya.
Tony mulai berkenalan dengan musik reggae di awal tahun 1989, ketika ia jatuh cinta pada sosok legenda musik reggae Bob Marley. Tidak saja terinspirasi dengan musiknya, lirik-lirik lagu dalam setiap Bob Marley benar-benar mengusik naluri bermusiknya, hingga ia yakin untuk memilih berkarier di musik reggae dan mulai mencoba eksis di genre musik tersebut. Di tahun yang sama Tony membentuk band reggae pertamanya yang diberi nama “Roots Rock Reggae”. Band pertamanya tersebut mulai mengawali kariernya dengan main di pub dan cafe-cafe seputaran Jakarta memainkan lagu-lagu milik Bob Marley,Jimmy Cliff dan lain-lain dengan Tony sebagai lead vocal dan lead guitar. Di dalam perjalanannya karier musik reggae nya, Tony sempat membentuk band-band reggae lainnya, seperti “Exodus”, kemudian “Rastaman” dan pada tahun 1994 dia membentuk band yang dikemudian hari ikut membesarkan namanya di dunia musik reggae Indonesia yaitu “Rastafara”.
Dengan Rastafara, karier musik Tony mulai menanjak, dikarenakan pada masa itu sangat jarang musisi band yang memainkan genre musik reggae di jakarta, maka Rastafara cukup dikenal luas di kalangn penikmat musik reggae. Rastafara pada saat itu dianggap sebagai pelopor musik reggae Indonesia dikarenakan merupakan satu-satunya band reggae yang berani untuk membawakan lagu ciptaan sendiri dan berusaha lepas dari bayang-bayang musik reggae ala jamaika dan hampir keseluruhan lagu-lagu Rastafara di ciptakan oleh Tony.
Pada tahun 1995, atas bantuan seorang teman, Rastafara berhasil mendapatkan tawaran untuk rekaman album dari Warner Music Indonesia. Dan akhirnya album perdana bertajuk “Rambut Gimbal” di rilis pada tahun 1996. Album tersebut mendapat respon yang sangat baik, dan berhasil memberikan warna baru dalam industri musik Indonesia yang pada saat itu sedang di dominasi oleh musik Alternative Rock. Hampir semua lagu-lagu di album tersebut diciptakan sendiri oleh Tony ,lirik lagunya kebanyakan bercerita tentang tema sosial, kemanusiaan, cinta dan tema kehidupan masyarakat sehari-hari. Lagunya yang cukup populer pada masa itu adalah “Rambut Gimbal” sebuah istilah untuk style rambut Dreadlock dalam bahasa asing yang kemudian secara tidak langsung dijadikan istilah dalam bahasa Indonesia dan menjadi populer dikarenakannya lagu tersebut.
Perbedaan Rastafara pada saat itu dengan band reggae lainnya adalah karena mereka berhasil memasukan dan memadukan unsur-unsur musik tradisional dengan gaya khas Indonesia kedalam musiknya sehingga terbentuklah musik reggae ala Indonesia yang bisa terlepas dari bayang-bayang musik reggae dunia seperti Bob Marley, UB40 atau Jimmy Cliff. Penggunaan alat-alat musik tradisional seperti Kendang sunda atau Gamelan jawa juga ikut menambah warna musik Indonesia didalam lagu-lagu Rastafara. Aransemen musiknya sepintas juga terlihat mencampurkan unsur-unsur musik melayu.
Pada tahun 1997, kontrak album dengan label musik nya tidak diperpanjang dan Rastafara memutuskan untuk vakum dalam bermusik, hingga akhirnya Tony memutuskan untuk membentuk band baru dengan tetap membawa nama Rastafara.
Pada tahun 1998 terbentuklah Tony Q & New Rastafara, dengan format band additional player. Tetapi kemudian Tony memutuskan untuk bersolo karier dengan tetap membawa nama bandnya Tony Q Rastafara, yang berhasil merilis album secara independent pada tahun 2000 yaitu “Damai Dengan Cinta”. Pada album ke tiganya ini lah Tony mulai menapaki puncak kariernya dalam musik reggae di Indonesia, karena album inilah seorang Professor di bidang musik dari Amerika memberikannya referensi kepadanya untuk ikut dalam ajang Bob Marley Festival di Amerika. Pihak penyelenggara Festival menyukai lagu-lagu yang ada di album tersebut dan kemudian mengundang Tony untuk tampil diacara tersebut pada tahun 2002, tapi sayang sekali Tony beserta rombongannya tidak mendapat izin visa dari Kedutaan Amerika dikarenakan alasan keamanan terkait dengan Tragedi WTC 11 September di Amerika yang terjadi berdekatan dengan rencana keberangkatan Tony ke Amerika.
Pada tahun 2003 albumnya yang ke empat berjudul “Kronologi” di rilis, lagu pada album tersebut merupakan kumpulan dari beberapa lagu dari album-album sebelumnya dan juga beberapa lagu yang belum sempat dirilis.
Kedekatan Tony dengan aktivis LSM dan NGO seperti Green Peace, WALHI,dan lain-lain memberikannya inspirasi untuk membuat album yang mempunyai visi dan misi sosial dan kemanusian yang lebih mendalam dan berarti. Maka pada tahun 2005 lahirlah album kelimanya yang bertitel “Salam Damai” dengan membawa misi dan visi yang ingin disampaikan tentang perdamaian, dalam album ini Tony Q mencoba menggabungkan musik reggae dengan unsur musik orchestra tetapi tidak lupa memasukan unsur tradisional yang semakin kental.
Di penghujung tahun 2005, kembali atas bantuan referensi dari teman lamanya, Professor musicology dari Amerika Serikat, salah satu lagu dari album ketiganya “Damai Dengan Cinta” yaitu “Pat Gulipat” berhasil masuk dalam Album kompilasi musik dunia Putumayo World Music dengan titel “Reggae Playground” yang telah dirilis secara Internasional pada bulan Februari 2006. Sebagai satu-satunya wakil dari benua Asia hal ini juga tidak saja mengaharumkan nama Tony Q sendiri tetapi juga nama Indonesia di mata dunia dan khususnya Musik Reggae ala Indonesia juga dapat lebih dikenal secara Internasional.
Setelah sekian lama berkecimpung di dunia indie label, maka Tony pun mencoba untuk kembali merilis albumnya di major label pada tahun 2007 dengan titel “Anak Kampung”.Nuansa album ke enam nya ini masih mencoba untuk memadukan unsur musik reggae dengan tradisional indonesia dan semakin didominasi oleh lagu-lagu yang bertema sosial, membuat musiknya pun banyak digemari oleh masyarakat kelas menengah kebawah terutama mereka yang berasal dari wilayah luar Jakarta.
Basis penggemar yang semakin berkembang, Tony pun mulai mencoba memfasilitasi keinginan penggemarnya dengan membentuk fans club yang tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia hingga sampai ke negeri tetangga Singapore, Malaysia dan Australia. Pada awal tahun 2009 bertepatan dengan berlangsungnya pesta demokrasi di Indonesia yaitu pemilihan umum Presiden, Tony pun kembali merilis album ke tujuhnya secara independen dengan titel “Presiden” proses rekaman album ini pun sepenuhnya di lakukan di Sydney, Australia. Di album terbarunya tersebut Tony benar-benar ingin memberikan nuansa dan tema politik yang cukup kental demi menyambut dan menanggapi jalannya pemilihan umum Presiden Indonesia.Aransemen musiknya pun semakin bervariasi, Tony kembali bernostalgia dengan musik country, dimana ia coba memasukan unsur gitar banjo khas musik country di album tersebut.
Pada pertengahan tahun 2009, setelah melalui proses yang cukup panjang maka demo lagu yang pernah coba di tawarkan pada sebuah label world musik bernama Cumbancha dari Amerika Serikat milik mantan A&R dari label world music Putumayo, Jacob Edgar,dari Amerika Serikat sejak tahun 2008 pun akhirnya berhasil mencapai kesepakatan. Cumbancha memberikan kesempatan dan tawaran untuk merilis lagu-lagu Tony secara internasional. Album itu sendiri rencananya akan di rilis tahun 2010 secara internasional yang juga akan di edarkan di Indonesia.

Download Lagu Tony Q Rastafara

SALAM P.O.L.O.S
( Peace One Love One Soul )

Momonon

Momonon

Smile Sejarah Istilah Kata 'Reggae'
Tahun 1968 banyak disebut sebagai tahun kelahiran musik reggae. Sebenarnya tidak ada kejadian khusus yang menjadi penanda awal muasalnya, kecuali peralihan selera musik masyarakat Jamaika dari Ska dan Rocsteady, yang sempat populer di kalangan muda pada paruh awal hingga akhir tahun 1960-an, pada irama musik baru yang bertempo lebih lambat : reggae. Boleh jadi hingar bingar dan tempo cepat Ska dan Rocksteady kurang mengena dengan kondisi sosial dan ekonomi di Jamaika yang sedang penuh tekanan.

reggae

Kata “reggae” diduga berasal dari pengucapan dalam logat Afrika dari kata “ragged” (gerak kagok–seperti hentak badan pada orang yang menari dengan iringan musik ska atau reggae). Irama musik reggae sendiri dipengaruhi elemen musik R&B yang lahir di New Orleans, Soul, Rock, ritmik Afro-Caribean (Calypso, Merengue, Rhumba) dan musik rakyat Jamaika yang disebut Mento, yang kaya dengan irama Afrika. Irama musik yang banyak dianggap menjadi pendahulu reggae adalah Ska dan Rocksteady, bentuk interpretasi musikal R&B yang berkembang di Jamaika yang sarat dengan pengaruh musik Afro-Amerika. Secara teknis dan musikal banyak eksplorasi yang dilakukan musisi Ska, diantaranya cara mengocok gitar secara terbalik (up-strokes), memberi tekanan nada pada nada lemah (syncopated) dan ketukan drum multi-ritmik yang kompleks.

Teknik para musisi Ska dan Rocsteady dalam memainkan alat musik, banyak ditirukan oleh musisi reggae. Namun tempo musiknya jauh lebih lambat dengan dentum bas dan rhythm guitar lebih menonjol. Karakter vokal biasanya berat dengan pola lagu seperti pepujian (chant), yang dipengaruhi pula irama tetabuhan, cara menyanyi dan mistik dari Rastafari. Tempo musik yang lebih lambat, pada saatnya mendukung penyampaian pesan melalui lirik lagu yang terkait dengan tradisi religi Rastafari dan permasalahan sosial politik humanistik dan universal.

Album “Catch A Fire” (1972) yang diluncurkan Bob Marley and The Wailers dengan cepat melambungkan reggae hingga ke luar Jamaika. Kepopuleran reggae di Amerika Serikat ditunjang pula oleh film The Harder They Come (1973) dan dimainkannya irama reggae oleh para pemusik kulit putih seperti Eric Clapton, Paul Simon, Lee ‘Scratch’ Perry dan UB40. Irama reggae pun kemudian mempengaruhi aliran-aliran musik pada dekade setelahnya, sebut saja varian reggae hip hop, reggae rock, blues, dan sebagainya.

Jamaika

Akar musikal reggae terkait erat dengan tanah yang melahirkannya: Jamaika. Saat ditemukan oleh Columbus pada abad ke-15, Jamaika adalah sebuah pulau yang dihuni oleh suku Indian Arawak. Nama Jamaika sendiri berasal dari kosa kata Arawak “xaymaca” yang berarti “pulau hutan dan air”. Kolonialisme Spanyol dan Inggris pada abad ke-16 memunahkan suku Arawak, yang kemudian digantikan oleh ribuan budak belian berkulit hitam dari daratan Afrika. Budak-budak tersebut dipekerjakan pada industri gula dan perkebunan yang bertebaran di sana. Sejarah kelam penindasan antar manusia pun dimulai dan berlangsung hingga lebih dari dua abad. Baru pada tahun 1838 praktek perbudakan dihapus, yang diikuti pula dengan melesunya perdagangan gula dunia.

Di tengah kerja berat dan ancaman penindasan, kaum budak Afrika memelihara keterikatan pada tanah kelahiran mereka dengan mempertahankan tradisi. Mereka mengisahkan kehidupan di Afrika dengan nyanyian (chant) dan bebunyian (drumming) sederhana. Interaksi dengan kaum majikan yang berasal dari Eropa pun membekaskan produk silang budaya yang akhirnya menjadi tradisi folk asli Jamaika. Bila komunitas kulit hitam di Amerika atau Eropa dengan cepat luntur identitas Afrika mereka, sebaliknya komunitas kulit hitam Jamaika masih merasakan kedekatan dengan tanah leluhur.

Sejarah gerakan penyadaran identitas kaum kulit hitam, yang kemudian bertemali erat dengan keberadaan musik reggae, mulai disemai pada awal abad ke-20. Adalah Marcus Mosiah Garvey, seorang pendeta dan aktivis kulit hitam Jamaika, yang melontarkan gagasan “Afrika untuk Bangsa Afrika…” dan menyerukan gerakan repatriasi (pemulangan kembali) masyarakat kulit hitam di luar Afrika. Pada tahun 1914, Garvey mendirikan Universal Negro Improvement Association (UNIA), gerakan sosio-religius yang dinilai sebagai gerakan kesadaran identitas baru bagi kaum kulit hitam.

Pada tahun 1916-1922, Garvey meninggalkan Jamaika untuk membangun markas UNIA di Harlem, New York. Konon sampai tahun 1922, UNIA memiliki lebih dari 7 juta orang pengikut. Antara tahun 1928-1930 Garvey kembali ke Jamaika dan terlibat dalam perjuangan politik kaum hitam dan pada tahun 1929 Garvey meramalkan datangnya seorang raja Afrika yang menandai pembebasan ras kulit hitam dari penindasan kaum Babylon (sebutan untuk pemerintah kolonial kulit putih—merujuk pada kisah kitab suci tentang kaum Babylon yang menindas bangsa Israel). Ketika Ras Tafari Makonnen dinobatkan sebagai raja Ethiopia di tahun 1930, yang bergelar HIM Haile Selassie I, para pengikut ajaran Garvey menganggap Ras Tafari sebagai sosok pembebas itu. Mereka juga menganggap Ethiopia sebagai Zion—tanah damai bak surga—bagi kaum kulit hitam di dalam maupun luar Afrika. Ajaran Garvey pun mewujud menjadi religi baru bernama Rastafari dengan Haile Selassie sebagai sosok yang di-tuhan-kan.

Pada bulan April 1966, karena ancaman pertentangan sosial yang melibatkan kaum Rasta, pemerintah Jamaika mengundang HIM Haile Selassie I untuk berkunjung menjumpai penghayat Rastafari. Dia menyampaikan pesan menyediakan tanah di Ethiopia Selatan untuk repatriasi Rasta. Namun Haile Selassie juga menekankan perlunya Rasta untuk membebaskan Jamaika dari penindasan dan ketidak adilan dan menjadikan Rastafari sebagai jalan hidup, sebelum mereka eksodus ke Ethiopia.

Tahun-tahun setelahnya kredo gerakan tersebut makin tersebar luas, yakni “Bersatunya kemanusiaan adalah pesannya, musik adalah modus operandinya, perdamaian di bumi seperti halnya di surga (Zion) adalah tujuannya, memperjuangkan hak adalah caranya dan melenyapkan segala bentuk penindasan fisik dan mental adalah esensi perjuangannya.” Ketika Bob Marley menjadi pengikut Rastafari di tahun 1967 dan setahun kemudian disusul kelahiran reggae, maka modus operandi penyebaran ajaran Rastafari pun ditemukan: reggae!

Biography bob Marley atau bernama lengkap Robert nesta Marley
Terlahir dengan nama Robert Nesta Marley pada Februari 1945 di St. Ann, Jamaika, Bob Marley berayahkan seorang kulit putih dan ibu kulit hitam. Pada tahun 1950-an Bob beserta keluarganya pindah ke ibu kota Jamaika, Kingston. Di kota inilah obsesinya terhadap musik sebagai profesi menemukan pelampiasan. Waktu itu Bob Marley banyak mendengarkan musik R&B dan soul, yang kemudian hari menjadi inspirasi irama reggae, melalui siaran radio Amerika.

Selain itu di jalanan Kingston dia menikmati hentakan irama Ska dan Steadybeat dan kemudian mencoba memainkannya sendiri di studio-studio musik kecil di Kingston.

Bersama Peter McIntosh dan Bunny Livingston, Bob membentuk The Wailing Wailers yang mengeluarkan album perdana di tahun 1963 dengan hit “Simmer Down”. Lirik lagu mereka banyak berkisah tentang “rude bwai” (rude boy), anak-anak muda yang mencari identitas diri dengan menjadi berandalan di jalanan Kingston. The Wailing Wailers bubar pada pertengahan 1960-an dan sempat membuat penggagasnya patah arang hingga memutuskan untuk berkelana di Amerika.

Pada bulan April 1966 Bob kembali ke Jamaika, bertepatan dengan kunjungan HIM Haile Selassie I —raja Ethiopia– ke Jamaika untuk bertemu penganut Rastafari. Kharisma sang raja membawa Bob menjadi penghayat ajaran Rastafari pada tahun 1967, dan bersama The Wailer, band barunya yang dibentuk setahun kemudian bersama dua personil lawas Mc Intosh dan Livingston, dia menyuarakan nilai-nilai ajaran Rasta melalui reggae. Penganut Rastafari lantas menganggap Bob menjalankan peran profetik sebagaimana para nabi, menyebarkan inspirasi dan nilai Rasta melalui lagu-lagunya.
The Wailers bubar di tahun 1971, namun Bob segera membentuk band baru bernama Bob Marley and The Wailers. Tahun 1972 album Catch A Fire diluncurkan. Menyusul kemudian Burning (1973–berisi hits “Get Up, Stand Up” dan “ I Shot the Sheriff” yang dipopulerkan Eric Clapton), Natty Dread (1975), Rastaman Vibration (1976) dan Uprising (1981) yang makin memantapkan reggae sebagai musik mainstream dengan Bob Marley sebagai ikonnya.

Pada tahun 1978, Bob Marley menerima Medali Perdamaian dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya mempromosikan perdamaian melalui lagu-lagunya. Sayang, kanker mengakhiri hidupnya pada 11 Mei 1981 saat usia 36 tahun di ranjang rumah sakit Miami, AS, seusai menggelar konser internasional di Jerman. Sang Nabi kaum Rasta telah berpulang, namun inspirasi humanistiknya tetap mengalun sepanjang zaman.



SALAM P.O.L.O.S
( Peace One Love One Soul )

Ras Muhammad Duta Reggae Indonesia

Ras Muhammad Duta Reggae Indonesia

Reggae bukan sekedar genre musik. Lebih daripada itu, dia adalah alat perjuangan yang mengusung budaya pembebasan, kesataraan manusia dan keadilan. Gerbong ini tumbuh dari pergerakan rakyat miskin.

Setidaknya begitu kata Ras Muhammad, duta reggae Indonesia saat berbincang dengan saya, di sekretariat Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (Jaker), di bilangan Tebet, Jakarta Selatan, belum lama ini. Lho, ada ya duta reggae?

Anda tentu acapkali mendengar tentang artis yang didaulat menjadi duta narkoba seperti Slank, Sandra Dewi, Kuburan Band, Olivia Zalianty dan lain sebagainya. Tapi mungkin agak terheran-heran mendengar tentang duta reggae.

Bicara reggae tentu tak lepas dari Bob Marley. Lagu-lagunya melegenda dan dikenal orang dari zaman ke zaman. Lirik lagunya berkutat seputar kritikan terhadap penjajah, perjuangan kaum tertindas dan nilai-nilai kemanusiaan.

Sama halnya dengan Bob Marley, buah karya Ras Muhamad juga demikian adanya. Coba simak lagu berjudul Burder to Bear dalam album terbarunya yang bertajuk Next Chapter berikut ini:

Makna hidup bukan sebatas mencari kemewahan/menambah kekayaan/karena harta tak menjamin kebahagian/tak menjamin hati tetap tentram/tak menjamin hidup selalu senang/tetaplah melangkah/teruslah melangkah/hentakkan kaki biar jejakmu membekas di muka bumi.

Bunuh diri kelas

Anak semata wayang dari pasangan Wening dan Rivaiini lahir di Jakarta 29 Okober 1982. Orang tua memberinya nama Muhammad Egar. Nama Ras Muhamad sendiri didapatnya di Brooklyn, sewaktu mengenyam pendidikan di negeri Paman Sam.

"Di Brooklyn, teman-teman memanggil saya Ras. Karena nama asli saya sulit dieja dalam bahasa sehari-hari di sana. Dalam bahasa Jamaika, Ras itu artinya Bung. Seperti Soekarno yang dipanggil Bung Karno di Indonesia," urainya.

Ayahnya seorang dokter akupuntur dan ibunya seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Departemen Luar Negeri (Deplu). Tahun1993, sang ibu ditugaskan ke Amerika sebagai diplomat Indonesia di bidang ekonomi. Di saat bersamaan Ras baru saja menamatkan pendidikan di SD Harapan Ibu Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Selama di USA, bersama ibunya, Ras tinggal di New York. Dia melanjutkan sekolah di Russell Sage Junior High School dan lulus tahun 1996 kemudian masuk Forest Hills High School (setara SMA) lulus 1999.

Sebelum lulus, tahun 1997 masa tugas ibunya di USA berakhir dan harus pulang ke tanah air. Ras tidak ikut, dia menetap di USA dan tinggal bersama pamannya dan kemudian indekos bersama kawan-kawan.


"Study saya sempat break sebentar karena saya bekerja. Macam-macam yang saya kerjakan untuk mendapatkan uang. Semisal mengantar makanan dan lain sebagainya. Kadangkala juga performance street-ngamen bareng anak-anak Brooklyn," kenangnya.

Tahun 2001, untuk memperdalam dan mengasah bakat seni dalam dirinya, Ras kuliah di jurusan Liberal Arts, Borough of Manhattan Commlonity College, setara D3.

Karena rutinitasnya berkesenian dan nongkrong di Broklyn, kuliah yang semestinya tamat 3 tahun, diselesaikan dalam waktu empat tahun. Tahun 2005 dia lulus dan langsung pulang ke Indonesia.

Sebagai orang yang secara ekonomi terbilang berpunya, Ras melakukan bunuh diri kelas. Dalam kemapanan, hatinya tergetar melihat ketidakadilan. Pengagum Bung Karno ini miris melihat kesenjangan sosial ketika langgengnya sistem di mana ada manusia menindas manusia lainnya.

"Reggae itu cinta damai. Love peace! Tapibagaimana bisa damai kalau tidak ada keadilan."

Dalam perbincangan kami, Ras seringkali mengutip kata-kata Sang Proklamator. Begitu ditanya sejak kapan mempelajari Soekarnoisme, dia memberi jawaban yang cukup mencenangkan, "Semakin saya mengenal reggae semakin saya mengenal Bung Karno," tandasnya.

Ras menjelaskan, Ideologi Rastafari dan ajaran Bung Karno tak ada perbedaan. Sama-sama menyatakan; kita bukan bangsa budak,bukan bangsa kuli. Rastafari selalu menyerukan perlawanan terhadap kaum babilon. Babilon sebutan untuk kaum kapitalisme dan imprealisme.

Seraya menghisap rokok dan mengepulkan asap kelangit, Ras menyenandungkan salah satu lirik Bob Marley yang dalam bahasa Indonesia artinya; jika kau adalah pohon yang besar kami adalah kapak-kapak kecil dan kami siap menumbangkanmu. "Konteks lagu ini sama persis dengan gagasan Bung Karno yang memprakarsai Konfrensi Asia Afrika."

Tidak sekadar berteori, anak muda berambut gimbal ini turun ke jalan melebur bersama kaum pergerakan kerakyatan melawan penindasan dan ketidakadilan.

Baru-baru ini dia menggelar konser amal bersama Rizal Abdul Hadi, seniman Jaringan Kerja Kebudayaan Rakyat (Jaker) di SMA 4 Pematang Siantar, Sumatera Utara tanpa dibayar. Sekolah itu diruislag untuk dibangun hotel. Para murid melawan meski bangku serta meja belajarnya disita pemerintah. Dana dari konser itu untuk membeli bangku, meja dan perkakas sekolah lainnya.

Tidak sampai di situ, bersama Happy Salma, SujiwoTejo dan budayawan pro rakyat lainnya, Ras juga kerap tampil di panggung seni anti korupsi yang dihelat di jalaman gedung KPK setiap malam minggu.

Tiga album

Ras mengenal Reggae di Amerika, tepatnya di Broklyn. Mulanya dia tergoda dengan Dancehall, nafas tradisional reggae yangmenyampaikan pesan-pesan spiritual Rastafari yang dimainkan kawan-kawan asaldari Karibia dan Jamaika. "Pesan-pesan spiritual Rastafari itu mirip sekalidengan nilai-nilai yang diusung Bung Karno."

Dijelaskan Ras, musik reggae itu awalnya dancehall, kemudian berkembang menjadi ska lalu roots seperti dendangan Bob Marley. Tidak sekadar musiknya, Ras juga mendalami sejarah, perkembangan dan ideologi reggae. Di Tahun 1999 rambutnya digimbal hingga hari ini.
Tak ayal jika dia berkata semakin mengenal reggae semakin mengenal Bung Karno. Pasalnya, selain banyak persamaan dengan pemikiran Bung Karno, Haile Selassie, selaku tokoh pemimpin Rastafari secara kebetulan lahir tanggal 17 Agustus. Tanggalnya mirip dengan hari kemerdekaan Indonesia.

Hingga hari ini Ras, telah melahirkan 3 album. Album pertamanya, Declaration of Truths (10 lagu) yang digubah tahun 2005 sewaktu masih di Broklyn. Album indie ini beredar di New York. Album kedua Reggae Ambassador (15 lagu) yang dirilis Januari 2007 di Indonesia juga secara Indie. Album ketiga Next Chapter yang baru saja dirilis.

Sejak menelorkan album Reggae Ambasador yang dalam bahasa Indonesia artinya duta reggae, sejak itupula gelar duta reggae melekat di dirinya.

Terkait ini dia berkomentar, "Reggae bukan sesuatu yang dianggap oleh pemerintah dan tidak ada yang mungkin melantik duta reggae kayak duta narkoba, misalnya. Siapapun yang suka music reggae, paham dengan pergerakan reggae yang anti penindasan adalah juga duta reggae."

*) Tulisan sejenis perah dimuat di Bisnis Indonesia edisi Sabtu, 28 November 2009.

**) Pemerhati seni dan bekerja sebagai jurnalis.
mari bersama-sama BERSATU! mengacungkan BEDILMU...demi RAKYAT!!!
mari bersama-sama BERSATU! mengacungkan BEDILMU...demi RAKYAT!!!

SALAM P.O.L.O.S
( Peace One Love One Soul )